LSM GMICAK Pusat Soroti Wartawan Tak Profesional: Pers Jangan Jadi Tameng Kepentingan


Sidoarjo, Integritasnews.my.id – Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Moral Independen Cinta Anak dan Keadilan (GMICAK) Pusat akhirnya angkat bicara terkait maraknya dugaan penyimpangan etika yang dilakukan oleh oknum wartawan. Fenomena ini dinilai telah mencoreng marwah pers yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menyuarakan kebenaran dan keadilan di tengah masyarakat.

Misdi, salah satu pengurus pusat GMICAK, menegaskan bahwa kemerosotan integritas sebagian insan pers disebabkan oleh lemahnya komitmen terhadap kode etik jurnalistik. Dalam beberapa kasus, wartawan tidak lagi menjalankan fungsi kontrol sosial secara objektif, tetapi justru menjadi alat kepentingan pribadi, kelompok, bahkan kekuasaan.

“Bukan rahasia lagi, ada oknum yang justru menjadikan status wartawan sebagai ‘tameng’ untuk membeking pihak tertentu. Ini bukan hanya melanggar etika profesi, tapi juga mencederai kepercayaan publik terhadap media,” ujar Misdi saat diwawancarai pada Senin (21/07).

Ia menilai, tindakan wartawan yang hanya mengejar sensasi, menyebarkan informasi tanpa klarifikasi, atau menyudutkan individu tanpa fakta valid merupakan bentuk pelanggaran serius terhadap prinsip dasar jurnalistik: kebenaran, akurasi, keberimbangan, dan netralitas.

Misdi juga menyoroti gaya pemberitaan yang provokatif dan memicu konflik, yang sering kali dilakukan demi meningkatkan klik atau popularitas media. Menurutnya, jurnalisme seperti ini bukan hanya tidak etis, tapi juga bisa menimbulkan keresahan sosial.

“Pers itu bukan alat propaganda, apalagi alat intimidasi. Ketika profesi ini dikendalikan oleh motif kekuasaan atau materi, maka hancurlah fungsi pers sebagai pilar keempat demokrasi,” tegasnya.

GMICAK mendesak agar organisasi profesi wartawan dan dewan pers tidak tutup mata. Penegakan kode etik, termasuk pemberian sanksi tegas kepada pelanggar, harus dilakukan secara konsisten demi menjaga marwah profesi jurnalis.

Lebih lanjut, Misdi mengajak seluruh wartawan—khususnya di daerah—untuk terus meningkatkan kapasitas, mengedepankan independensi, dan menjauhkan diri dari praktik transaksional dalam pemberitaan.

“Kredibilitas wartawan dibangun dari keberanian menyuarakan kebenaran tanpa intervensi. Wartawan sejati adalah mereka yang menjaga integritas, bukan yang menjualnya,” pungkasnya.


(Pewarta: Ifa | Redaksi: Integritasnews.my.id)